Kegiatan on farm yaitu usaha budidaya tanaman dilakukan petani pada
musim hujan, sedangkan pemeliharaan ternak dilakukan secara tidak
intensif. Kegiatan of farm yang umum dilakukan yaitu sebagai buruh tani di
lahan kering pada musim hujan sedangkan pada musim kemarau menjadi buruh tani
di lahan sawah. Kegiatan non farm yang umum dilakukan petani adalah sebagai
tukang, buruh bangunan dan menjadi TKI ke luar negeri. Allokasi waktu yang
digunakan petani untuk kegiatan on farm lebih sedikit dibandingkan kegiatan of
farm dan non farm.
Di bidang on farm yaitu dalam hal budidaya tanaman, petani umumnya
tidak bertanam secara monokultur tetapi lebih banyak bertanam secara
tumpangsari. Jenis tanaman yang ditumpangsarikan umumnya yang memiliki umur
panen berbeda atau tanaman tersebut sengaja ditanam dengan waktu tanam yang
berbeda sehingga waktu panennya berbeda pula. Teknik bertanam ini merupakan
strategi petani untuk mendapatkan sumber pendapatan berkesinambungan selama
satu tahun disamping mengurangi resiko kegagalan panen karena ketidak pastian
curah hujan.
Pelaku usaha agribisnis di tingkat masyarakat banyak berada di sub
sistem agribisnis hulu on-farm. Kegiatan usaha mereka cenderung marginal, dalam
arti karena keterbatasan dukungan pendanaan serta relatif masih sederhananya
teknis produksi yang dipergunakan, menyebabkan pelaku usaha ini kurang dapat
berkembang.
Dilain pihak, pelaku usaha di sub sistem yang lain, rata-rata
merupakan pengusaha non marginal, dalam arti kapasitas usaha mereka relatif
cukup besar serta dukungan permodalan mereka cukup baik.
Ketimpangan kedua kelompok pelaku usaha ini semakin diperparah
dengan adanya penyebaran demografis yang kurang mendukung perkembangan sektor
agribisnis pada umumnya.
Kegiatan on-farm cenderung berada di daerah yang jauh dari pusat
kegiatan pasar maupun pusat kegiatan sub sistem agribisnis hulu off-farm maupun
sub sistem agribisnis hilir dan jasa penunjang.
Akibatnya, pelaku usaha on-farm sering terdiskriminasikan dalam hal
penentuan harga jual produknya karena faktor jarak distribusi, tingginya cost
structure, serta kesulitan memperoleh dukungan pendanaan.
Untuk dapat meningkatkan kinerja para pelaku sektor agribisnis,
khususnya para petani on-farm, harus dipahami bahwa kegiatan ketiga sub sistem
agribisnis yang ada sebenarnya saling terkait dan saling mendukung. Apabila
dibiarkan masing-masing seolah-olah terkotak-kotak dalam aktivitas usahanya,
dapat berakibat kepada terjadinya diskrimanasi usaha.